IT'S MY LIFE
Dunia Baru: Hubungan Timbal Balik bumi Dan Manusia

Rabu, 04 Maret 2015

Hubungan Timbal Balik bumi Dan Manusia


apakah geografi itu?

geografi adalah sebuah bidang pelajaran yang sudah lama. geografi berawal dari negeri yunani. orang yunani menulis tentang keadaan alam sekitarnya. mereka mencatat semua benda yang berada dibumi ini. kata geografi berasal dari bahasa yunani. yang berarti “uraian keadaan bumi.” Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu gĂȘo ("Bumi") dan graphein ("menulis", atau "menjelaskan").

Geografi juga merupakan nama judul buku bersejarah pada subjek ini, yang terkenal adalah Geographia tulisan Klaudios Ptolemaios (abad kedua).

Geografi lebih dari sekedar kartografi, studi tentang peta. Geografi tidak hanya menjawab apa dan dimana di atas muka bumi, tapi juga mengapa di situ dan tidak di tempat lainnya, kadang diartikan dengan "lokasi pada ruang." Geografi mempelajari hal ini, baik yang disebabkan oleh alam atau manusia. Juga mempelajari akibat yang disebabkan dari perbedaan yang terjadi itu.

 

Hubungan Timbal Balik bumi Dan Manusia

Manusia dan Lingkungan

            Definisi geografi jumlahnya banyak. Salah satu yang sederhana : geografi adalah hubungan timbal balik antara bumi dan manusia. Bumi dan manusia disitu dapat di tafsirkan sebagai alam dan manusia, atau lingkungan alam dan penduduk. Manusia disitu bukanlah manusia sebagai individu melainkan sebagai kelompok, karena adaptasinya terhadap lingkungan alamnya dilaksanakan secara kreatif. Misalnya sebagai penghuni desa, penduduk wilayah, sebagai bangsa.

 

Determinasi Alam

       Di dalam geografi. Khususnya pada abad yang lalu. Cukup Kuat alirannya determinisme alam yang fahamnya berbunyi : alam itu menentukan segalanya pada manusia. Manusia merupakan obyek yang plastis saja dari kemutlakan alam. Aliran tersebut dipelopori FREDRICH RATZEL dengan antropogeografisnya yang meremehkan budaya manusia atau kemauan bebas manusia. Karena yang di gunakan hanya kekuasaan alam.

       Juga ARISTOTELES menganut faham determinisme alam menurut zamannya. Bangsa-bangsa di benua. Eropa yang mendiami wilayah-wilayah berhawa dingin. Cukup bersemangat akan tetapi intelegensinya kurang demikian pula mereka kurang terampil. Akan tetapi semangat mereka lemah sehingga mudah di jajah oleh bangsa lain.

 

Enviromentalisme (Abad 16-19)

         Mengatakan bahwa ada pengaruh dari lingkungan atas kehidupan manusia juga di ikuti oleh filsuf-politikus JEAN BOD di Prancis (1530-1596). Menurut adanya tiga zone iklim di Eropa, dari utara selatan zone dingin, zone sejuk, zone hangat, masing-masing menciptakan ciri-ciri penduduk sbb:

         Di utara badan manusia kuat tetapi mentalnya kurang kuat dalam dunia politik ada kecendrungan menyukai demokrasi. Di selatan, penduduknya malas bekerja meskipun mereka cukup intelegan tetapu dalam suasana despotisme. Di Eropa bagian tengah terdapat campuran antara ciri-ciri intelegan dan sifat rajin bekerja, meraka menyukai pemerintahan kerajaan yang murni.

            Dalam abad ke-19 di Eropa berkuasa aliran Evolusionisme dari CHARLES DARWIN yang juga membicarakan perkembangan manusia secara individu, ini adalah akibat dari adaptasinya terhadap lingkungan alam.

 

Possibilisme

         Pemberian sebutan possibilisme itu sendiri sebenarnya tak oleh VIDAL, melainkan oleh pengikutnya kemudian FEBVRE yang menulis buku berjudul GEOGRAPHYCAL ATRODUCTION TO HISTORY Faham tersebut terns berkembang mengikuti tulisan-tulisan VIDAL dan BRUNHES di Prancis. Kemudian ISAILAH BOWMAN dan CARL SAUER di Amerika Serikat.

 

Alam dan Akal Budi Manusia

         Perlu diketahui bahwa dikalangan para geograf sendiri ada perbedaan faham sekitar hakekat yang pasti dari relasi tadi.  GEORGE F. CARTER pengikut cultural geography di Amerika Serikat menulis dalam bukunya yang berjudul  MAN AN THE LAND. Lingkungan alam hanya sekedar suatu tahap saja dari permainan manusia dengan alam adanya dalam segala zaman lingkungan tersebut tak mampu mendorong semangat ataupun mengurangi semangat manusia. Lingkungan itu hanya sekedar ada.

      Sebaliknya Prof BROEK berpendapat sebaliknya setiap masyarakat manusia itu menangkap dan meninterprestasikan lingkungan lamnya melalui prisma dari corak kehidupannya, yakni budayanya. Hanya didalam kerangka perceptual ini lingkungan alam mampu mempengaruhi manusia.

 

Aspek dalam Geografi

    Aspek manusiawi pada geografi secara khusus dibuktikan pada caranya mengkomunikasikan dirinya dengan kaum awam termasuk persekolahan, sebaliknya para geograf yang lebih merasa social scienentist, mereka itu terlalu banyak berteori dan hanya berkomunikasi dengan rekan-rekan mereka sendiri. Mungkin obyek studi mereka menarik dan penting tetapi tak dipahami manfaatnya oleh kaum awam. Kaum awam sebenarnya mendambakan suatu geografi yang tak sekedar dapat menyajikan rumus-rumus yang dapat secara matematis.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar