IT'S MY LIFE
Dunia Baru: Teori Dan Prinsip Pendidikan Ips

Jumat, 06 Maret 2015

Teori Dan Prinsip Pendidikan Ips


1.Teori Pendidikan Ips
Teori belajar sosial atau disebut juga teori observational learning adalah sebuah teori belajar yang relatif masih baru dibandingkan dengan teori-teori belajar lainnya. Berbeda dengan penganut behaviorisme lainnya, Bandura memandang Perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus, melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil
interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. Prinsip dasar belajar menurut teori ini, bahwa yang dipelajari individu terutama dalam belajar sosial dan moral terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian contoh perilaku (modeling).

  Teori ini juga masih memandang pentingnya conditioning. Melalui pemberian reward dan punishment, seorang individu akan berfikir dan memutuskan perilaku sosial mana yang perlu dilakukan. 
Teori belajar sosial Albert Bandura berusa menjelaskan hal belajar dalam latar wajar. Tidak seperti halnya latar laboratorium, lingkungan sekitar memberikan kesempata yang luas kepada individu untuk memperoleh ketrampilan yang kompleks dan kemampuan melalui pengamatan terhadap tingkah laku model dan konsekuensi-konsekuensinya.
Proses motivasi yang penting adalah penguatan dari luar, penguatan dari dirinya sendiri dan Vicarius Reinforcement (penguatan karena imajinasi). Lebih lanjut menurut Bandura penguasaan skill dan pengetahuan yang kompleks tidak hanya bergantung pada proses perhatian, retensi, motor reproduksi dan motivasi, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur yang berasal dari diri pembelajar sendiri yakni “sense of self efficacy” dan “self – regulatory system”. Sense of self efficacy adalah keyakinan pembelajar bahwa ia dapat menguasai pengetahuan dan keterampilan sesuai standar yang berlaku (Tim Pegadogig Unpad, 207: 10). 
Teori tersebut lebih dominan dalam pembelajaran IPS, karena lebih menekankan pada sinergi antara sosial dengan pembelajaran. Keterkaitan antara kondisi sosial di masyarakat dengan IPS akan menjadikan siswa mempunyai sikap hidup yang perduli dengan lingkungan sosial yang ada di sekitarnya. Keperdulian yang ditanamkan dalam sikap siswa tersebut tidak mengesampingkan aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Keilmuan IPS secara teoritik tetap menjadi landasan awal pemahaman siswa terhadap kondisi masyarakat.

2. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN IPS
1.       Prinsip Konstruktivisme dalam Pembelajaran IPS
    Penganut konstruktivisme kognitif berpandangan bahwa makna suatu realitas tidak terletak pada realitas itu sendiri, tetapi pada struktur mental atau skemata-skemata interpretasi yang terdapat di dalam pikiran (kognisi) manusia.Konstruktivis sosial lebih memandang faktor interaksi dengan lingkungan sosial dan variasi sosial-budaya sebagai faktor yang banyak berpengaruh pada konstruksi pengetahuan individu.
Pembelajaran IPS harus menekankan pada pengembangan berpikir. Terjadinya ledakan pengetahuan menuntut perubahan pola mengajar dari yang hanya sekadar mengingat fakta yang biasa dilakukan melalui metode kuliah (lecture) dan latihan (drill) dalam pola pembelajaran tradisional menjadi pengembangan kemampuan berpikir kritis (critical thinking).
Hakikat belajar inkuiri didasarkan untuk menemukan makna dari "kebenaran", sedangkan alat belajarnya dengan menggunakan data informasi yang diperoleh lewat proses inkuiri itu sendiri dengan memperhatikan reliabilitas dan validitas. Oleh karena itu, inkuiri suatu pendekatan dalam belajar yang dapat dijadikan kriteria dasar dalam memilih dan menentukan metode untuk membuat model belajar-mengajar untuk meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik melalui berpikir ilmiah, seperti perumusan masalah dan hipotesis atau pertanyaan penelitian, pengumpulan data, pengujian hipotesis, dan penarikan kesimpulan.

Pedoman untuk menciptakan iklim inquiri agar berhasil dengan baik :
  1. kelas diarahkan pada pokok permasalahan yang telah jelas rumusannya, tepatkan cara inkuirinya serta arahnya, 
  2. agar dipahami bahwa tujuan inkuiri adalah pengembangan kemampuan membuat perkiraan-perkiraan serta proses berpikir, 
  3. peranan pertanyaan dan kemampuan menemukan pertanyaan (teknik bertanya) dari guru akan sangat menentukan keberhasilan inkuiri, 
  4. hendaknya diberikan keleluasaan kepada siswa untuk mengembangkan berbagai kemungkinan (alternatif dalam bertanya atau menjawab, 
  5. bahwa jawaban dapat diutarakan dalam berbagai cara sepanjang hal ini mengenai permasalahan yang sedang diinkuiri, 
  6. bahwa pada umumnya inkuiri menggali nilai-nilai atau sikap maka karenanya hormatilah/hargailah sistem kepercayaan/nilai dan sikap siswa-siswa Anda, 
  7. guru hendaknya menjaga diri untuk tidak menjawab sendiri pertanyaan-pertanyaan, 
  8. usahakan selalu jawaban bersifat merata dan komparatif (saat diperbandingkan dengan lainnya).

James A. Banks mengemukakan pengertian tentang fakta, konsep, generalisasi, dan teori, yaitu fakta adalah satuan peristiwa atau hal tertentu yang merupakan data mentah atau pengamatan ilmuwan sosial.
Fakta biasanya dinyatakan dalam bentuk pernyataan yang bersahaja dan positif. Fakta adalah data aktual. Konsep adalah istilah atau ungkapan abstrak yang berguna untuk menggolongkan atau mengkategorikan sekelompok hal, ide atau peristiwa. Istilah yang memberi label atau nama pada kelompok objek yang sama, atau memiliki kesamaan tertentu disebut konsep. Generalisasi adalah pernyataan tentang hubungan-hubungan dari dua konsep atau lebih. Generalisasi merupakan alat yang berguna bagi kita untuk menyatakan hubungan di antara fakta-fakta atau informasi yang kita peroleh menurut cara yang sangat tersusun rapi dan sistematis. Teori adalah suatu bentuk pengetahuan tertinggi dan merupakan tujuan utama dari ilmu pengetahuan. Teori membantu kita dalam menjelaskan dan meramalkan perilaku manusia Teori terdiri dari serangkaian dalil atau generalisasi-generalisasi yang saling terkait dan dapat diuji.
Konsep-konsep dapat dibedakan dalam 7 dimensi, meliputi atribut, struktur, keabstrakan, keinklusifan, keumuman, ketepatan, dan kekuatan.
Menurut David Ausubel, ada tiga maksud utama dari penggunaan model advance organizers, yaitu agar di dalam belajar siswa mempunyai kerangka kerja yang jelas, organizers yang dipilih secara hati-hati dapat menghubungkan informasi yang telah tersimpan dalam memori siswa dengan pelajaran baru, dengan menghubungkan antara informasi yang telah tersimpan dalam memori dan apa yang dipelajari dapat membantu siswa dalam melakukan proses encoding.

2.    Prinsip Belajar Sosial (Social Learning)
Gejala kepatuhan warga masyarakat terhadap tata nilai masyarakat sehingga mereka berperilaku serasi dengan harapan-harapan sosial sesuai dengan peranan yang disandang oleh masing-masing warga, disebut konformitas.Keunikan individual dengan pola-pola sosial-budaya menyimpang dari norma kolektif terjadi manakala tingkah laku warga masyarakat yang unik tidak serasi dengan tingkah laku kolektif sehingga yang terjadi ialah nonkonformitas.
Bentuk-bentuk interaksi merupakan rangkaian (kontinum) yang silih berganti, dan merupakan wujud dari proses penyesuaian hidup bermasyarakat (social and life adjustment) yang berlaku bagi setiap warga masyarakat. Rangkaian proses itu sendiri berlangsung sejak dari lingkungan kehidupan keluarga, kelembagaan, komunitas, masyarakat hingga lingkungan bangsa. Proses tersebut dikenal sebagai sosialisasi atau enkulturasi.
Guru perlu memperhatikan beberapa prinsip penerapan keterlibatan sosial siswa membangun sinergi dalam pembelajaran IPS, di antaranya mempertimbangkan prinsip motivasi, prinsip latar belakang, prinsip pemusatan perhatian, prinsip keterpaduan, prinsip pemecahan masalah, prinsip menemukan, prinsip belajar sambil bekerja, prinsip belajar sambil bermain, prinsip perbedaan individu (perseorangan), dan prinsip hubungan sosial.
Tanggung jawab sebagai sikap dan perilaku mempunyai tiga dimensi. Ketiga dimensi termaksud adalah sebagai berikut.
  1. Seseorang bertanggung jawab atas segala perbuatannya terhadap dirinya sehingga akan mencegah manusia berbuat yang dapat merendahkan manusia dan dirinya. 
  2. Sebagai makhluk sosial, tanggung jawab ditujukan kepada masyarakat sehingga ia tak dapat berbuat seenaknya karena manusia lain mempunyai hak untuk memelihara keutuhan hidupnya. 
  3. Tanggung jawab seseorang berlaku pula terhadap Tuhan yang menjadikan manusia senantiasa berbuat sesuatu dengan penuh tanggung jawab.
Pentingnya keterlibatan sosial dalam pembelajaran IPS melalui kegiatan ekstrakurikuler bertujuan untuk:
  1. memberi pengalaman langsung yang memungkinkan terjadinya interaksi sosial dan hubungan interpersonal; 
  2. memungkinkan para siswa saling mengenal, menikmati hidup, kebersamaan, dan menghayati arti bekerja secara kooperatif dalam berbagai kegiatan sosial.
Hasil dalam belajar melalui kegiatan ekstrakurikuler adalah siswa memahami ide demokrasi melalui aktivitas klub atau perkumpulan atau organisasi, kegiatan klub/organisasi yang dapat mengubah sikap siswa dari penampilan ugal-ugalan ke sikap yang dewasa, mengembangkan sikap percaya diri dan kecakapan yang luas, memperoleh pengalaman berorganisasi, memperoleh pengalaman memecahkan masalah-masalah sosial dan pengalaman berpartisipasi dalam masyarakat. 
Dalam pembelajaran IPS dapat menggunakan model pembelajaran controversial issues. Model ini amat relevan dengan prinsip-prinsip pengembangan praktik demokratisasi.
Istilah controversial issues merupakan istilah yang sering dijumpai. Controversial issues ini dapat diartikan sebagai 'bahan yang sering diperdebatkan', yaitu hal-hal yang bertentangan antara teori dengan praktik. 
Bahan yang sering diperdebatkan (controversial issues) ini akan menyangkut sikap, kepercayaan, dan sistem nilai dari seseorang dalam kehidupan sosial sehari-hari. Dengan demikian, controversial issues itu bersifat kejiwaan.

1 komentar:

  1. 1xbet korean online sportsbook review - betking.com
    We review the 1xbet korean online sportsbook with a complete review of the legality of งานออนไลน์ the 1xbet korean mobile application. deccasino

    BalasHapus